Meniti Jejak Masa Kecil (5)
~~Rika. Nur Hidayati~~
#Day5
#NarasiLiterasiNegeri
#IndonesiaMenulis
#TantanganMenulis45Hari
#Artsamawa
Seperti
yang kuceritakan sebelumnya, SD Keputran disamping Keraton ada tiga sekolah,
Keputran I, Keputran IV dan Keputran VII. Sementara Keputran II, III, V dan VI
di sekitar daerah Ngasem dan Tamansari. Nah, kalau upacara bendera dan senam
pagi, biasanya bareng-bareng tiga sekolah. Pembina dan petugas upacaranya
biasanya bergantian. Tapi kalau kegiatan lain sesuai sekolah masing-masing.
Dengan
menjadi satu kompleks sekolahnya, otomatis sebagian murid-muridnya saling
mengenal satu sama lain. Kadang-kadang terjadi peristtiwa-peristiwa yang lucu
dan menyenangkan untuk dikenang. Pernah, sekolah mengadakan acara Hari Kartini
bersama. Untuk itu diadakan upacara di sekolah. Kami semua menggunakan pakaian
daerah. Yang perempuan memakai kebaya dan yang laki-laki memakai surjan,
sebagian memakai pakaian daerah lain. Peristiwa yang masih ada dalam ingatanku
adalah ketika salah seorang murid dari Keputran IV yang bernama mbak Yayuk. Dia
biasanya tomboy, tingkah laku dan penampilannya kayak laki-laki.
Tapi
hari itu, satu sekolah geger, karena dia datang dengan menggunakan kebaya dan
sangat anggun penampilannya. Mbak Yayuk bertugas menjadi petugas upacara juga,
tapi aku lupa apa tugasnya. Dengan gemulai mbak Yayuk maju ke atas podium. Kami
terkejut, tapi tetap menahan ketawa. Mbak Yayuk membacakan puisi tentang
Kartini. Wah bagus sekali, semua terpukau karena suara mbak Yayuk lantang dan
keras.
Pada
saat turun podium, mungkin sudah tidak betah, jalannya sudah kenceng nggak
anggun lagi. Semua peserta upacara baik guru maupun murid akhirnya tak dapat
menahan ketawa. Aku senyum-senyum
sendiri kalau ingat itu. Sampai sekarang, aku belum pernah mendengar kabar
beliau dimana.
Untuk
pelajaran, yang paling aku suka kalau pelajaran olahraga dan pramuka, soalnya
pasti banyak bermain di lapangan Alun-alun Utara. Olahraga yang paling kusukai
sebenarnya adalah bisa berlari mengelilingi dua alun-alun yang lumayan luas.
Soalnya aku memang suka lari, bahkan kalau berjalanpun biasanya nggak sabar.
Maunya lari terus. Makanya, Bapak sering bercanda kalau mau membelikan aku
sepatu kuda. Gara-gara, sepatuku gampang rusak, terlalu sering dipakai untuk
berlari. Hehehe. Duh, jadi rindu sama Bapak rahimahullah.
Sungguh
beruntung aku bisa merasakan bersekolah di SD Keputran. Banyak cerita dan
pengalaman yang bisa aku kupas. Sepanjang area Alun-alun Utara dan Keraton
penuh dengan tempat-tempat bersejarah dan layak untuk diceritakan. Selain
rumahku di jalan Rotowijayan, Museum Kereta Keraton, Masjid Rotowijayan dan Jam
Kuno, Ndalem Rotowijayan dan rumah-rumah batik serta souvenir dan barang
antiknya. Belum lagi cerita Pracimosono, Masjid Besar Kauman, Museum yang di
belakang Gedung BNI, bioskop Soboharsono yang sudah jadi Gerai Dagadu dan
banyak lagi tempat lain seperti Senisono, Beteng Vredeburg, pasar Beringharjo,
Shopping Centre, Plengkung Wijilan dengan gudegnya atau ke Pasar Ngasem dan
Tamansari.
Di sepanjang jalur masuk Alun-alun Utara dari
arah Mijilan itu dulu adalah tempat pemeliharaan unggas. Tapi aku nggak ingat
namanya apa. Nah, pada malam hari, terasnya menjadi tempat pedagang berjualan
minuman wedang ronde, jagung bakar dan aneka masakan seperti bakmi godog, nasi
goreng dan lainnya. Bakmi Pak Pele warungnya pas dipojokan sekolah Keputran
VII. Jadi ingat, pernah jajan bareng teman-teman kehutanan 87 kesana tahun
2010, duh sudah lama sekali.
Oh
iya, dulu di ujung Malioboro, yang berhadapan langsung dengan gerbang Alun-alun
Utara , ditengahnya ada air mancur yang berbentuk lingkaran. Aku lupa tahun
berapa, air mancur itu dibongkar, sehingga terlihat langsung dari Keraton lurus
Malioboro dan Tugu Jogja. Kalau ditarik garis lurus langsung ke Gunung Merapi
di Kaliurang.
Sementara kanan kiri ujung Malioboro di
depannya Bank BNI 46 dan Kantor Pos besar. Di depan Bank BNI ada gedung
Senisono dan di depan Kantor Pos Besar ada Beteng Vredeburg. Gedung Senisono
sudah dipindah ke dekat Taman Pintar, dan dipugar menjadi bagian dari Gedung
Agung, Istana Kepresidenan di Yogyakarta yang terletak di depan Beteng
Vredeburg. Wah, ceritanya sudah kemana-mana, akan dilanjutkan di bagian yang
lain ya.
(Bersambung)
Sumber
: Balai Penelitian Cagar Budaya DIY, 2019
0 Komentar