Ketika Saatnya Berhenti

2 Minggu lagi ( part 1 )

Detik-detik itu semakin dekat. Apakah itu ? Peristiwa besar dalam hidupku, yang telah aku nantikan selama 4 tahun ini. Iya, sejak tahun 2015 aku sudah mempersiapkan diri untuk resign dari dunia kerja.
Setelah 25 tahun aku bekerja, setelah menunggu sekian lama, kesempatan untuk bisa resign akhirnya terbuka. Perusahaan membuka program dan memberi kesempatan karyawannya untuk berkarya di tempat lain. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Setelah berjuang dari bulan Maret, April, akhirnya bulan Agustus keinginanku terwujud. Dengan perdebatan yang lumayan alot, atasan akhirnya menyetujui dan 2 minggu lagi impianku tercapai dengan izin Allah.
Setelah genap 25 tahun bekerja, insyaa Allah aku akan menapak dunia Ibu Rumah Tangga yang bekerja dari rumah. Setelah 23 tahun, akhirnya aku tidak menyandang gelar IRT dan ibu bekerja. Aku bersyukur dengan semua karunia Allah.
Di perusahaan, banyak sekali yang aku dapat. Aku belajar banyak hal sesuai bidangku, yaitu tentang Pengelolaan Hutan di Hutan Tanaman Industri. Aku terus menerus belajar di bidang itu, sesuai dengan fakultas tempatku belajar dulu.
Tidak hanya itu, di perusahaan, aku banyak memiliki sahabat dan keluarga yang luar biasa. Saling membantu dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Di perusahaan, aku dipertemukan dengan jodohku, suamiku yang sholeh, baik dan sangat sayang kepadaku dan anak-anak.
Dan di perusahaan, aku dipertemukan dengan orang-orang sholeh yang banyak membantu dan mengajarku untuk belajar agama, mencari ilmu agama dan mengamalkannya. Alhamdulillah. Buatku dan suami, ini adalah hadiah terindah, hidayah dari Allah.
Separo umurku berada di perusahaan, aku bahagia dan bersyukur. Separo umurku, bersama suamiku pagi, siang dan malam, karena kami berada dalam perusahaan yang sama. Kami bekerja bersama, saling melengkapi, karena beliau di bagian Lingkungan dan Sertifikasi. Sementara aku di Perencanaan Hutan atau HTI.  Aku bersyukur, karena memiliki banyak waktu dengan Imamku, semua ini adalah karunia Allah yang luar biasa.
Bertahun-tahun, aku menjalani rutinitas, mempersiapkan segala sesuatu untuk anak-anak dan suami, serba cepat dan terburu-buru. 2 minggu lagi, aku akan lebih santai dalam mengerjakan sesuatu, karena tidak terburu-buru pergi bekerja. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah.

10 Komentar

  1. Balasan
    1. Wa fiik barakallah mbak Kartika..jazaakillahu khayran. Maaf ya baru dibalas sekarang.

      Hapus
  2. Insyaallah semuanya jika dibalut dengan rasa syukur akan mendatangkan bahagia. Masih bekerja Alhamdulillah, bekerja dari rumah juga Alhamdulillah. Semangat Mba Rika...!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mbak Nuthilmiyah. Sejatinya keduanya memberi saya banyak kebaikan. Tetapi karena banyak hal lain yang harus saya kerjakan, jadi saya harus memilih. Tetap selalu bersyukur alhamdulillah dan alhamdulillah

      Hapus
  3. Sebuah langkah yang luar biasa. Semoga selalu berbahagia apapun status kita sebagai ibu ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaa Allah mbak Amel. Saya sekarang pun bahagia banget di rumah, apalagi bisa berkumpul 24 jam dengan anak2. hal yang langka saya lalui dulu. Alhamdulillah

      Hapus
  4. Semangat ya Mbak, pingin tau kelanjutannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaa Allah mau dilanjutkan mbak Emmy, semangat selalu. Saling mendoakan ya mbak

      Hapus
  5. Ma syaa Allah tentunya tak mudah memulai hal baru ya Mb semoga sukses selalu aamiin :)

    BalasHapus
  6. Ma syaa Allah Ummi Aleeya. Saya sungguh bahagia dipertemukan dengan ummi. Banyak hal yang saya bisa petik dari ummi, membuat saya lebih semangat dan selalu mensyukuri nikmat Allah. Barakallahu fiik

    BalasHapus