Kesalahan yang Menghambat
Perkembangan Bisnis
Sekian
tahun berjualan, menjadi pedagang. Tidak banyakperkembangan. Karena masih
sebagai pedagang, belum menjadi pebisnis. Mengerjakan semua kegiatan jual beli
sendiri, belum memiliki ilmu sebagai pebisnis. Walaupun setelah sempat
berhenti, baru menyadari kalau selama ini usaha tersebut sangat membantu
perekonomian keluarga.
Beberapa
kesalahan yang terjadi, mungkin juga banyak dialami oleh para pebisnis atau
pedagang lain. Selama bertahun-tahun hal itu terjadi, sehingga meskipun jualan
laris tetapi tidak terlihat hasilnya.
Secara
konvensional, kunci utamanya sebenarnya adalah manajemen pencatatan yang baik.
Manajemen pencatatan barang dan keuangan menjadi kunci berjalannya usaha.
1. Manajemen
Pencatatan Barang
2. Manajemen
Pencatatan Keuangan
Seseorang
berdagang, terkadang hanya mengikuti nalurinya saja. Ketika ada uang, dipakai
modal, kemudian ada transaksi jual beli. Uang kembali dan dapat untung,
selesai. Tapi sayang tidak ada pencatatan/ Uang sudah di tangan, sudah cukup.
Berdasarkan
pengalaman dan referensi dari buku kang Dewa Eka Prayoga (7 Kesalahan Fatal
Pengusaha Pemula), ada beberapa kesalahan bagi para pedagang, pengusaha, yang
menyebabkan kebangkrutan atau gagalnya usahanya. Antara lain ialah :
1. Berjualan
Tidak Memakai Ilmu
2. Asal
Laku atau Asal Action
3. Tidak
Ada Pencatatan Stok
4. Tidak
Ada Pencatatan Keuangan atau Buta Finansial
5. Tidak
Tegaan
6. Ikut-ikutan
7. Tidak
cepat Follow up Pelanggan untuk Repeat Order
8. Gampang
Percaya
9. Ingin
Cepat Sukses
10. Banyak
Gaya
11. Mudah
Berhutang
Nah, kita akan
bahas satu persatu ya. Karena semua itu penting, dan bisa saja nanti nambah kesalahannya.
Berjualan Tidak Memakai Ilmu
Sewaktu
saya masih tinggal di Perawang, sambil bekerja saya sudah merintis berjualan
fashion. Baju-baju muslim, baju anak dan dewasa, jilbab, bermacam-macam batik,
sprei home made dan lain-lain.
Yang
penting buat saya, setiap barang habis
saya berbelanja lagi. Kemudian nanti saya akan berkabar kepada teman-teman
taklim, teman kantor, dan ibu-ibu tetangga dan arisan. Setelah itu,
berbondong-bondong setiap hari akan ada yang datang untuk berbelanja.
Ada juga yang datang untuk berjualan lagi atau reseller ya istilahnya. Membawa barang dan setiap waktu tertentu akan menyetorkan hasilnya. Jadi, reseller akan berjualan dulu, baru hasilnya disetorkan. Ini berkaitan dengan kepercayaan dan lama barangnya berada di tempat lain.
Ada juga yang datang untuk berjualan lagi atau reseller ya istilahnya. Membawa barang dan setiap waktu tertentu akan menyetorkan hasilnya. Jadi, reseller akan berjualan dulu, baru hasilnya disetorkan. Ini berkaitan dengan kepercayaan dan lama barangnya berada di tempat lain.
Kalau
belum terjual, maka reseller tidak akan menyetor. Setoran juga kredit, sesuai
dengan cara jualan reseller tersebut.
Nah,
terbayang kan teman-teman. Baru satu masalah saja. Artinya apa, uang masuk akan
lambat. Modal akan terlambat, sehingga,
kita juga tidak bisa kulakan lagi kalau tidak ada uang untuk modal. Atau, kita
harus menyuntikkan modal baru lagi kalau barang sudah mulai menipis.
Dengan
kata lain, perputaran uang akan lama, keuntungan tidak dapat dihitung segera.
Maka,
semakin lama, modal habis. Barang sebagian masih di reseller, atau masih
berstatus piutang.
Dengan
kondisi demikian, makin lama usaha akan terhenti, atau mengalami kebangkrutan.
Seharusnya,
sebagai pebisnis, kita betul-betul bisa mengatur dan membuat strategi. Bisa
dimulai dari modal, jenis produk, cara penjualan atau promosi, tim suksesnya, pencatatan
penjualan, stok dan keuangannya.
Berbisnis
yang betul dengan ilmu, akan membuat bisnis lebih berkah, hasilnya juga akan
lebih bagus. Dengan menerapkan ilmu bisnis, menggunakan cara atau teknik
menarik peminat agar betul-betul membeli alias closing.
Jadi
diperlukan ilmu bisnis yang betul sebelum kita action. Tidak cukup hanya
semangat, tapi semangat menjadi
pendorong yang sangat penting untuk menjalankan usaha dengan menerapkan ilmu
yang sudah kita miliki.
Asal Action / Asal Laku Jualannya.
Asal
action atau asal jualannya laku ini hampir seiring sejalan dengan berjualan
tanpa ilmu. Banyak orang yang merasa menjadi pebisnis melakukan seperti ini. Asal
action mungkin bisa juga dipengaruhi oleh seorang motivator yang seminarnya
kita ikuti. Nah, ini saya pengalaman, hehehe.
Contoh
lain, sepertinya penjualan besar, akan tetapi hasilnya tidak terlihat. Atau, saking
semangatnya, apabila ada peluang datang, langsung disambar tanpa berpikir
panjang.
Atau,
terkadang kita bingung mau memulai dari mana, padahal ternyata tidak ada ilmu,
tidak siap, tidak ada modal, tidak ada pengalaman.
Apabila
kita belum siap berbisnis, maka kita jangan langsung mengambil keputusan. Kita
harus mempersiapkan segala sesuatunya. Jangan meninggalkan pekerjaan tanpa
persiapan yang matang. Siapkan dahulu, barulah kita resign dari pekerjaan.
Artinya kita jangan mengambil resiko yang belum tahu kemungkinan hasilnya.
0 Komentar