Langkah Baruku Menuju RidoMU

Jejak langkahku semakin pasti. Ketika aku sudah mulai berdiam di rumah, ketika aku tidak berlari-lari lagi mengejar bis. Mempersiapkan snack, bekal makanan dan minuman untuk sarapan dan makan siangnya. Ketika aku mengantarkan suamiku di depan pintu. Mengantarnya hendak pergi bekerja, mencium tangannya dan mendapatkan kecupan di keningku.  Ma syaa Allah, aku merasakan nikmat yang luar biasa. Alhamdulillah ya Allah.

Ini adalah keputusan terbesarku, setelah keputusan pertamaku menikah. Aku sangat bahagia. Keinginanku akhirnya terwujud. Apakah sedemikian excited nya kah diriku? Iya, aku bahagia sekali. Ketika aku memutuskan untuk berhenti bekerja, aku memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mempersiapkan diri. Bagaimana tidak, separo umurku di perusahaan, separo umurku bersama teman-temanku dari pagi sampai sore, setiap Senin sampai Jumat, selama bertahun-tahun.

Separo umurku juga aku dengan suamiku, 24 jam aku bersamanya. Kami berangkat kerja bersama, bekerja bersama, meeting bersama, istirahat bersama, pulang kerja bersama, dan di rumah bersama. Woow!! Amazing!! Aku memutus zona nyamanku bersama suami, memutus zona nyamanku mendapat gaji dan premi setiap bulan, memutus zona nyamanku mendapat bonus setiap beberapa bulan.

Aku memutus zona nyamanku sharing dengan para senior yang ahli di bidang Kehutanan. Aku pun memutus kesempatanku menjadi Tenaga Teknis Kehutanan untuk perusahaan, yang aku capai dengan berbagai pelatihan dan seminar. Aku juga memutus hobiku memberi bekal, memotivasi, dan sharing dengan yunior-yunior fresh graduate di Sinarmas Forestry tentang hutan, kehutanan dan berbagai perijinannya. Aku memutus pelanggan-pelanggan loyalku yang sering membeli daganganku, dari fashion, sprei, madu, herbaku, parfum arab, kurma, dan semua yang pernah aku jual kepada mereka di kantor maupun di sekitar kota kecil Perawang.    

Tapi aku tidak memutus silaturahmiku, karena merekalah saudara-saudaraku di rantau. Aku juga tetap menjadikan mereka kawan terbaik, karena dengan mereka lah aku dan suamiku menemukan jalan kebaikan. Karena mereka selalu ada di hatiku, saudara-saudara seimanku yang selalu saling mengingatkan dalam kebaikan. Aku tak tahu, apakah ada pertemanan dalam suatu perusahaan yang sampai sedemikian rupa masuk ke dalam ranah-ranah privat? Bahkan hidayah itu datang dari salah seorang adik kelasku yang juga karyawan di perusahaan dan sebagai uztad yang mengajak kebaikan, mendirikan sekolah dan kajian di Perawang. Sungguh, semua ini adalah kasih sayang dan karunia dari Allah yang luar biasa.

Yang paling utama, hadiah dan pengganti dari keputusanku ini juga melimpah. Aku mengganti hari-hariku yang terputus dengan anak-anakku. Selama ini, ke empat anakku melalui hari-harinya sebagian di sekolah. Mereka pagi-pagi sekali sudah dipamitin ibunya untuk pergi bekerja. Karena jarak yang jauh, sekitar 60 kilometer, makanya aku dan suami berangkat pagi-pagi sekali setelah subuh. Dan jam kantor kami seperti anak sekolah, masuk pukul 07.00 WIB. Pulang kami, sudah pukul 18.30 WIB.

Jadi, efektif pertemuanku dengan anak-anak hanya malam hari, kecuali libur Sabtu dan Ahad. Sewaktu masih tinggal di Perawang, kami siang bisa pulang, anak yang masih sekolah TK dan balita bisa kuurus, memberi makan dan menidurkan. Setelah pindah Pekanbaru tahun 2012 , kami berdua berjibaku dari gelap ke gelap lagi.  

Allah ganti hari-hariku sebagai seorang ibu, dengan menyiapkan segala sesuatu pagi hari tidak terburu-buru. Memastikan beres semua urusan sampai dua lajangku siap berangkat sekolah. Aku menikmati peran baruku mengantar jemput anak bungsuku. Aku menikmati peran baruku mengurusi rumah sampai tiba saatnya mereka pulang di sore hari. Sementara, kedua anak gadisku masih di Jogja, yang satu sudah lulus kuliah sedang satunya masih semester empat.

Aku juga menikmati peranku, menjadi pembelajar ilmu-ilmu Allah. Selama ini, aku mengkuti kajian dan tahsin di hari Sabtu dan Ahad saja. Sementara di hari lain, aku mengikuti kajian live streaming di kantor sambil mengerjakan tugas kantor. Setelah aku tidak bekerja, aku bisa mengikuti kajian di hari kerja,  bahkan bisa membantu ibu-ibu lain belajar tahsin bersama. Ma syaa Allah, Alhamdulillah. Target akheratku menjadi yang utama tentunya.

Keinginanku untuk tidak bekerja juga selama ini termotivasi karena aku lebih suka berjualan. Memang, aku suka berjualan sudah sejak lama, memulainya baru setelah kuliah. Waktu itu aku berjualan kosmetik Avon. Aku berjualan ke teman-teman kuliah. Saat itu belum marak yang namanya jualan di internet. Akan tetapi, sebenarnya aku sudah menyukai berjualan sejak kecil. Karena aku sering mengikuti Ibuku membantu Simbah berjualan beras di Pasar Beringharjo Jogja. Dari situlah, aku menikmati saat-saat Ibu dan Simbah juga Bulik melayani pelanggan. Menimbang beras, dan membungkusnya.

Aktivitas itu terus berlanjut sampai waktu kuliah, aku pernah menjadi SPG Nestle di toko Ramai Jalan Malioboro dan toko Progo di dekat Pasar Beringharjo. Kedua toko ini sekarang menjadi toko besar yang terkenal di Jogja.  Sampai aku bekerja jauh di Perawang, hobiku berjualan makin terpupuk. Dari berjualan Tupperware, bermacam-macam batik Jogja, sprei home made, fashion baju dan jilbab, buku, madu, kurma, buku,  dan herbal-herbal.

Begitulah, aku berencana menekuni bisnisku yang selama ini hanya menjadi sambilan saja. Meskipun aku mengakui, bahwa apa yang aku usahakan ini, selama ini sangat membantu keuangan keluargaku. Aku berencana, membuat usahaku besar. Sementara ini, yang utama adalah aku berjualan madu hutan Riau dan Sumatera Barat. Ternyata potensi madu di Riau ini snagat besar.

Aku baru mengenal secara lebih dekat tentang madu setahunan ini. Padahal aku sudah merantau ke Pekanbaru selama 25 tahun lebih. Alhamdulillah, Madu Zahra, brand yang mengambil nama dari anak pertamaku, sudah mendapatkan izin PIRT dari Dinas Kehutanan Pekanbaru. Sehingga, menambah keyakinanku untuk masuk dalam usaha madu ini. Iya, aku sudah jatuh cinta pada usaha ini. Aku berharap, Allah akan memberikan keberkahan kepada usahaku ini. Apalagi madu termasuk makanan sehat yang ada dalam Alquran dan disunnahkan untuk meminumnya. Aku juga tetap berjualan produk-produk lain yang memang diperlukan orang lain, seperti herbal, sprei dan fashion. Aku ingin ada keberkahan dan bisa membantu orang lain, yang ingin berjualan ataupun yang  memerlukan produk jualanku.

Keaktifanku dalam berjualan, membawaku mengenal komunitas-komunitas bisnis. Di Pekanbaru, Alhamdulillah banyak komunitas bisnis yang bagus dan saling mendukung bertumbuh menjadi pebisnis. Aku juga menjadi ketua Jago Jualan Pekanbaru, karena aku adalah reseller buku Billionaire Store. Langkah ini membawaku mengenal komunitas lain di Pekanbaru, seperti Pekanbaru Berdaya, Koperasi Jaya Saudagar Nusantara, Tangan Di Atas, dan lainnya. Di dua komunitas itu, aku juga menjadi pengurus. Aku suka membantu orang lain, karena aku yakin, pasti Allah akan membantuku juga nanti.

Keinginanku yang lain, sebagai seorang penulis. Iya, keinginan yang lama terpendam selama bertahun-tahun. Satu persatu aku rajut kembali untuk mewujudkannya. Meskipun terlambat aku memulainya, Alhamdulillah, dipertemukan dengan Joeragan Artikel mengawali langkahku menulis. Meski sebelumnya sudah aku lalui dengan komunitas lain, akan tetapi aku merasa nyaman memulai langkah awal ini dari Joeragan Artikel. Kini, aku mulai melebarkan sayapku dengan belajar menulis dan berkontribusi di komunitas lain, seperti Makmood Publishing, Rumpun Aksara dan Artsamawa. Aku ingin mencurahkan semua disini, dan aku ingin bermanfaat melalui tulisan-tulisanku.

Alhamdulillah, sekali lagi Alhamdulillah, tiada kata yang dapat aku ucapkan selain bersyukur kepada Allah dengan keadaanku sekarang. Allah sangat sayang kepadaku dan keluargaku, maka sudah seharusnya, ucapan syukur tak henti-henti harus aku sampaikan. Berusaha taat dan menjalankan perintah Allah sebisa mungkin. Mendidik buah hati menjadi anak soleh soleha semaksimal mungkin. Mendukung suami dalam berjihad mencari rizki untuk kami sekeluarga. Semoga Allah rido, karena sejatinya kita hidup hanya untuk beribadah dan mencari rido Allah. Bismillahi.